Rabu, 24 Februari 2010

METAMORFOSA “From Nothing, To Be Something”



Seekor kupu-kupu cantik baru bisa terbang dengan cantik setelah melalui sebuah perjuangan yang cukup berat dan dilakukan dengan sungguh-sungguh dalam sebuah metamorfosis yang luar biasa. Bermula dari ulat, kepompong kemudian pelan-pelan ulat berusaha sekuat tenaga keluar dari lubang kecil. Melaluai lubang kecil, sayap kupu-kupu mulai terbang sempurna. Ia dapat terbang dan memperolah kebebasannya. Tanpa disadari, ulat telah menjadi kupu-kupu cantik sesuai warnanya.

Layaknya kupu-kupu, manusia tidak hanya sekedar mengikuti siklus kehidupan yang telah ada. Artinya, manusia harus dapat mengambil titik baik dalam sebuah kehidupan untuk berubah kearah yang lebih baik. Dalam metamorfosa, manusia diberi kebebasan oleh Tuhan untuk memilih. Apakah manusia akan memilih untuk menjadi fujur (pendosa) atau menjadi takwa. Tulan telah mendorong kepada manusia untuk membersihkan jiwanya agar mendapat keberuntungan di duina dan di akhirat. Dalam hidup ini banyak sekali pilihan, jika kita ingin memperoleh atau menjadi takwa, maka kita harus pintar-pintar memanfaatkan potensi yang diberikah Tuhan kepada kita.


Perjalanan hidup manusia dari masa pertengahan remaja sampai menginjak masa remaja akhir adalah gerbang menuju kedewasaan. Di masa ini manusia digembleng menjadi pribadi yang kuat dan tangguh, baik itu memalui pendidikan formal (SM-PT) ataupun memlaui pendidikan nonformal lainnya. Selain kegiatan akademik, kegiantan nonakademik lainnya juga membantu membentuk karakter yang matang, dewasa dan siap menghadapi tantangan hidup. Tidak hanya sekedar melakukan hura-hura menikmati masa muda. Remaja diharapkan bisa memanfaatkan masa mudanya dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Jadikan masa muda yang sedang dijalani bisa berarti bagi diri sendiri maupun orang lain, sehingga kita menjadi to be something. Kita harus menyadari banwa proses yang sedang kita jalanai merupakan proses metamorfosa. Kesabaran dan kehati-hatian sangat diperlukan pada proses ini.

Agar menjadi manusia seutuhnya (insanul kamil), kita harus mempersiapkan planning dalam hidup untuk menghadapi hari esok. Jika ada seorang remaja akhir yang masih ikut-ikutan (belum bisa menentukan sikap) menghadapi pergulatan dunia yang begitu bebas, saya katakan bahwa remaja tersebuat gagal memalui proses metamorfosa. Metamorfosa bukan sekedar kata, butuh tindakan dan motivasi kuat untuk melewatinya. Butuh tahapan-tahapan perjuangan yang berat sehingga ia memiliki kualitas memadai. Tuhan menjelaskan dalam Al-Qur’an bahwa manusia masih harus berjuang untuk menyempurnakan dirinya.

“Dan jiwa serta penyempurnaannya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan dan ketaqwaannya. Sesengguhnya beruntunglah orang yang mensucikannya."

(Q.S Asy-Syams: 7-10)

Dimasa remaja akhir, manusia bebas menentukan sikap, tetapi bukan berarti sebebas-bebasnya tanpa ada aturan. Di sana harus ada aturan yang harus dipenuhi. Ada beberapa hal yang perlu disadari oleh manusia yang sedang melakukan metamorfosa:

1. Menetapkan Tujuan Hidup
Sebagai maluk ciptaan Tuhan hendaknya kita menyadari tujuan hidup yang sedang dijalani. Mendapakan kebahagiaan dunia dan akhirat serta memperoleh ridho-Nya adalah dambaan setiap manusia. Kemana arah yang dituju harus jelas. Bisa kita analogikan bahwa jalan yang lurus adalah jalan yang terdekat untuk memperolah kebahagiaan dan penyempurnaan. Jadi jelas, bahwa Tuhan adalah tujuan akhir setiap manusia.

2. Temukan Jalannya
Untuk mencapai tujuan hidup yang dimaksud, kita harus mengetahuai memalui apa kita menjalaninnya. Hendaknya manusia menyiapkan alat untuk membantu kesuksesaan yang dinginkan. Lingkungan tidak memaksa kita harus seperti apa dan menjadi apa. Kita sendiri yang akan menentukan siapa diri kita. Selain teman yang bisa membantu menemukan jalan, secara pribadi, kita harus berusaha melalui tahapan metamorfosa secara mandiri dan disertai kehati-hatian, sehingga hasil yang diharapkan bisa optimal. Mulailah berazam mencoba merubah diri menjadi kupu-kupu yang cantik yang disenangi banyak orang, mencari jalan yang diridhoi-Nya dengan melaksanakan ajaran Al-Qur’an dan sunnah rasul-Nya.

3. Beramal

Melakukan amal dengan mengoptimalkan semua potensi yang dimiliki sebagai manusia ciptaan Tuhan, sehingga kita bisa menjadi
to be something yang diharapkan sejak awal. Amalan yang dilakukan tidak serta-merta menjadikan kita manusia yang hebat, ada tahapan-tahapan yang mesti dilalui. Selangkah demi selangkah menapaki jalan yang penuh liku. Dengan mengoptimalkan potensi yang ada, maka akan tercipta pribadi yang seutuhnya. Manusia tidak boleh membiarkan dirinya terjerumus kepada kenistaan, senantiasa ia membekali diri dengan supelmen ilahiyyah (ketuhanan) yang menyebabkan ia meraih hidup yang barokah. Dengan semboyan “Aku pikir, Aku rasa, maka Aku bisa”. Yakinlah, bahwa dirinya akan menjadi manusia utuh tanpa harus terombang-ambing oleh arus.

Menjadi aktivis akan membantu melatih kita untuk menghadapi kegagalan-kegagalan hidup, pengalaman demi pengalaman bisa didapatkan di dalamnya. Proses pendidikan baik forman maupun non formal sanggat membantu membentuk karakter. Siapapun yang sedang menjalanai proses metamorfosa dengan manjadi kaum pelajar hendaknnya memanfaatkan waktunya dengan optimmmal. Gunakan kesempatan study ini sekaligus aktif di organisasi. Karena aktif diorganisasi bisa melatih kita menjadi manusia dewasa. Pribadi dewasa yang berhasil memalui proses metamorfosa tentunya menyadari ada hikmah di balik sebauh proses, ia tidak menyesal telah melewati proses yang begitu rumit nan melelahkan. Akan tetapi sebaliknya, ia menjadi pribadi yang tidak mudah menyerah menghadapi cobaan serumit apapun.
Kupu-kupu yang cantik dan indah itu tentunya akan berusaha untuk menjadi to be something.

0 komentar: