Minggu, 07 Maret 2010

Peran Berpikir Logis dalam penulisan ilmiah

Berpikir merupakan ciri utama pada manusia,yang membedakan manusia dengan binatang. Kemampuan berpikir manusia mengambil jalan melingkar dalam mencapai tujuannya. Dengan kemampuan berfikir ini manusia menghadapi dan menanggapi keadaan alam sesuai dengan akal yang dapat memikirkanya (chalenge and respons).

Metode bernalar adalah hal paling mendasar dan menjadi pondasi bangunan dalam menulis sebuah karya ilmiah. Penalaran adalah proses berfikir dalam merumuskan dan menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mempunyai kemampuan untuk melakukan penalaran, karena manusia adalah makhluk yang berfikir, merasa, bersikap dan bertindak. Bersikap dan bertindak bersumber dari kegiatan merasakan dan berfikir.

Ciri penalaran adalah berfikir logik, yaitu suatu kegiatan berfikir dengan menggunakan pola tertentu atau menurut logika tertentu. Ketidak konsistenan dalam menggunakan alur logika, dapat menyebabkan kekacauan atau kekeliruan penalaran. Dalam prakteknya, penalaran dibentuk oleh tiga pemikiran yaitu: pengertian/konsep, proposisi dan pernyataan. Tanpa tiga bentuk pemikiran tersebut, manusia tidak mungkin memperoleh penalaran yang benar.

Dalam proses pembelajaran, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk mendeskripsikan suatu hal atau sebuah fenomena (kemampuan deskriptif). Level pembelajaran atau berfikir mahasiswa harus melebihi itu, yakni analitis, kritis, bahkan hingga solutif. Level berfikir ini harus diwujudkan dalam setiap aktivitas pembelajaran, baik dalam diskusi maupun dalam penulisan karya ilmiah. Dalam menulis, (ruang) tulisan juga dibatasi sehingga harus singkat dan padat.

Cara berfikir ilmiah yang pertama adalah logika matematika. Logika ini melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang disampaikan. Lambang matematika bersifat artificial yang baru berarti kalau diberi makna terhadapnya. Biasanya menggunakan bahasa numeric yang bebas emosi, tidak kabur dan tidak multi tafsir/majemuk. Mempunyai cirri yang nalar secara deduksi dan analogi, bersifat kuantitatif, daya prediktif kuat dan dapat digunakan untuk pemodelan dan kontrol. Matematika merupakan puncak kegemilangan intelektual manusia. Matematika selain sebagai cara berfikir logika, ia juga adalah bahasa, ilmu pengetahuan sendiri yang dipakai dasar oleh ilmu lain dan teknologi. Logika berfikir ilmiah yang kedua adalah logika statistika. Mewujudkan logikanya pada angka numerik, lambang, formula dan teorema. Logika statistika memunculkan teori peluang yang eksak yang dapat digunakan dalam penarikan kesimpulan yang bersifat umum dengan hanya mengamati sebagian dari populasi.




0 komentar: